Total Tayangan Halaman

Sabtu, 27 Agustus 2011

aku ingin melihat wajahmu (lagi)

gue yakin, didunia ini bukan cuma gue yang kayak gini. bukan cuma gue yang merasa hidup itu kosong tanpa seseorang. bukan cuma gue yang merasa kehilangan sesosok papa. 
gue yakin, ada yang bisa dan ada yang gak bisa melanjutkan hidup tanpa figur seorang papa. dan gue tau, enggak sedikit orang yang masih bisa menikmati masa masa indah bersama papa.

kalo ketemu papa bisa ditukar dengan apapun, gue akan lakuin itu. apapun. apapun.
papa gue meninggalkan gue, mama dan ade gue saat gue umur lima tahun, dan bayangan kebersamaan bareng papa itu bagaikan kepingan puzzle yang hilang dan gue lupa gue simpan dimana. 

bayangan itu samar, hanya samar. aku lupa bagaima tangannya menggendongku, aku lupa rautnya waktu memberiku mainan baru, aku lupa bahkan aku tidak tahu. aku lupa bagaimana dia membisikkan harapan harapannya untukku di telingaku saat aku tidur. aku lupa saat dia tersenyum dan bangga terhadap kemajuan ku. aku lupa bagaimana rasanya saat dia mengelus rambutku. aku lupa, aku lupa. setiap berusaha mengingatnya, aku hanya bisa meneteskan air mata. 

aku ingin ingat. aku butuh papa, aku butuh rasa yang melambung tinggi saat ia melontarkan pujian. kalau pun aku tulis perasaan ku ini, kamu enggak akan pernah mengerti. ga ada yang pernah bisa ngerti :(

coba bayangkan, ketika papamu tersenyum padamu dan memujimu. tapi sekarang ia sudah tidak ada disisimu. meninggalkanmu. untuk selamanya.
kamu enggak akan pernah merasakan kehangatan luar biasa saat melihat senyumnya. enggak akan pernah mendengar pujian yang ia lontarkan.

mungkin aku lupa akan segala hal tentang nya adalah hal terbaik, karena kalau aku ingat, aku akan semakin terpuruk dalam kenangan manis seorang papa.

ku simpan perasaan ini dalam dalam dan aku selalu bisa berpura pura menjadi anak periang yang bisa mengikhlaskan hidupku ini. padahal aku hanya menyimpannya di sudut hatiku yang paling spesial, bukan melupakannya.

semakin aku dewasa, aku semakin rindu padanya. semakin ingin mengenalnya. semakin ingin merasakan pelukannya. semakin ingin dia kembali padaku dan berkata, "kaka sasa, papa takkan pernah meninggalkan mu lagi" sambil tersenyum.

saat berkumpul dengan keluarga besarku, aku tersenyum gembira, bahkan mataku bisa berbohong, padahal malam kemarinnya aku menangis di tempat tidur sambil memeluk bayangan dari papa #karena aku tak mempunyai satu pun barang yang tersisa darinya. aku membayangkan dia disebelahku, memberiku dukungan kepadaku apapun itu. tersenyum senang ketika aku mengenalkan fuad kepadanya. seperti om om ku yang selalu menemani sepupu-sepupuku yang mulai beranjak dewasa pula. aku ingin dia bisa mengenal baik sosok lelaki yang akan menggantikan posisinya  untuk menjagaku di kemudian hari - tapi aku rasa sangatlah tidak mungkin :(

aku ingin dia mengambil raport ku, melihat nilai ulanganku dan tersenyum lalu berkata "nak, papa bangga padamu, ayo papa traktir mau beli apa?"
sampai saat ini, aku sungguh tak pernah ingat apakah dia pernah berkata seperti itu. aku ingin merasakannya. sekaliiii saja. sekali. itu kata yang terkesan ringan, tapi itu berarti. lebih baik sekali dari pada tidak. aku kangen dia, bahkan meskipun aku lupa tentang nya.

aku bahkan rela miskin. miskin takapa dari pada hidup kaya tapi kehilangan seorang papa. kalau memang miskin bisa membuatku bertemu dengannya, ambillah hartaku ini ambil tuhan, tolong ambil.

aku tak mau terlihat lemah dan terus terpuruk di kesedihan, meskipun harusnya orang-orang bisa mengerti keadaan ini. maka itu aku tak pernah bercerita kepada siapapun katika selesai menangis tentang nya bahkan kepada fuad sekalipun #karena mama tak mungkin aku ajak bercerita tentang papa.

aku ingin, aku ingin dia mengucapkan "kaka sasa, selamat ulang tahun , papa harap kamu semakin dewasa dan mandiri. soleh. nurut kepada orang tua" . walau pun itu cuma ucapan, itu berarti. aku bahkan tak ingat bagaimana dia mengucapkan selamat ulang tahun padaku.

aku ingin tahu, bagaimana kekhawatiran seorang papa melihat anaknya sakit. melihat raut wajah nya yang cemas. aku bahkan tak pernah tahu apakah dia pernah cemas padaku.

aku berusaha terlihat senang dan ramai seperti biasanya, bahkan mataku pun bisa berbohong. orang bilang mata adalah jendela hati, tapi bagiku bukan.

kalau aku boleh mengirim surat kepada papa ....

papa, aku sarah, anakmu yang sudah 12 tahun kau tinggalkan. papa, aku ingin melihat wajahmu. aku ingin melihat kau tersenyum melihat nilai rapotku. aku ingin memelukmu. aku ingin papa disini, memberiku semangat. aku ingin setiap pagi papa bilang "papa berangkat kerja dulu ya sarah" sambil mengecup keningku. 
aku kangen papa, papa. kenapa papa ninggalin sarah? sarah belum siap pah. sarah belum siap. sarah masih butuh papa. 
sarah nggak malu sarah enggak punya papa kandung. bukan itu alesan sarah. tapi sarah ingin hidup sarah sempurna tanpa kepingan puzzle yang hilang pah. 
sarah pengen melihat raut papa yang cemas saat sarah sakit. sarah mau mendengar harapan harapan papa untuk sarah.  papa mau mendengar suara papa. 
dulu mama sering cerita tentang papa, tapi itu gak cukup pa. sarah gak kuat lagi nahan ini semua. sarah gak kuat.
papa, apa papa kangen sarah? sarah kangeen sekali dengan papa. papa ingin mendengar teguran papa pas sarah melakuakan kesalahan, ingin mendengar senyum papa, sarah butuh papa.
pa, apakah sarah bisa bertemu papa lagi?

itu surat yang aku tulis sejak 2 bulan yang lalu. berjaga jaga kalau kalau tiba tiba ada peluang untuk mengirimnya, walaupun itu tidak mungkin. 
kertas itu sudah lecek, kena air mataku. setiap aku ingat papa, selalu kubaca surat itu. 

papa walau bagaimanapun, aku selalu sayang papa,
yang dulu, sering kau panggil "kaka sasa" :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komen - kalo bisa langsung di follow juga yaa . terimakasih :)